PERUBAHAN MAKNA
Pada tahu nggak nih kalau salah satu sifat yang sejak awal dimiliki bahasa adalah, berkembang. Iya, bahasa selalu berkembang dan berubah seiring perkembangan zaman. Baik bahasa lisan dan tulis, keduanya terus berkembang dikarenakan hal-hal yang mempengaruhinya mulai dari seni, budaya, pendidikan, teknologi dan masih banyak lagi hal lainnya. Perkembangan tersebut menyebabkan perubahan. Salah satu perubahan yang terjadi adalah perubahan makna seperti berikut:
Perluasan Makna / Generalisasi
Hal ini adalah berubahnya makna sebuah kata dari yang semula memiliki makna lebih khusus/sempit, menjadi memiliki makna lebih luas.
Beberapa contoh kata yang mengalami generalisasi adalah:
- bapak (laki-laki orang tua kandung/tiri)
menjadi: bapak (laki-laki yang lebih tua sudah cukup tua)
- saudara (anggota keluarga yang memiliki ikatan darah)
menjadi: saudara (kerabat)
Generalisasi | Makna Semula | Makna Sekarang |
Contoh Kalimat | Kami bentangkan layar, mengangkat jangkar, dan siap berlayarmengarungi lautan | Kakek sudah berjanji akan mengajakku berlayarbersamanya keliling Eropa dengan kapal pesiar. |
Makna | Semula kata berlayar hanya digunakan bagi perahu atau kapal yang memiliki layar dan menggunakan bantuan angin untuk bergerak. | Sekarang kata berlayar dapat digunakan untuk semua jenis kapal, baik kapal yang menggunakan layar maupun mesin. |
Penyempitan Makna / Spesialisasi
Hal ini merupakan kebalikan dari generalisasi yaitu makna sebuah kata yang semula memiliki makna umum (luas) menjadi lebih khusus (sempit).
Contoh kata yang mengalami spesiaslisasi adalah:
- sarjana (orang yang terpelajar, memiliki pengetahuan luas, cendikiawan)
menjadi: sarjana (orang yang telah selesai menempuh pendidikan S1 di universitas atau perguruan tinggi)
Spesialisasi | Makna Semula | Makna Sekarang |
Contoh Kalimat | Sejak dulu banyak pendeta yang datang bertapa mencari pencerahan di gunung itu. | Pendeta itulah yang nanti akan menjadi pengganti saya menggembalakan jemaat di gereja ini. |
Makna | Semula kata pendetadigunakan untuk menyebut seorang ahli agama atau seseorang yang memiliki tingkat spiritual yang lebih tinggi. | Sekarang kata pendeta hanya digunakan untuk pemuka agama Kristen saja. |
Penghalusan Makna / Ameliorasi
Berbeda dengan proses terjadinya kedua istilah di atas, ameliorasi bukan mengubah makna dari kata yang sudah ada, melainkan memunculkan kata (istilah) dalam bentuk yang baru agar memiliki makna yang lebih halus, tinggi dan sopan.
Ameliorasi | Kata Semula | Kata yang Dihaluskan |
orang yang tidak dapat melihat | buta | tuna netra |
wania yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri | tenaga kerja wanita | imigran |
tahanan | penjara | lembaga pemasyarakatan |
Pengasaran Makna / Peyorasi
Hal ini memiliki proses perubahan yang sama dengan ameliorasi, namun sebaliknya, peyorasi justru mengganti kata-kata yang maknanya halus menjadi lebih kasar.
Peyorasi | Kata Semula | Kata yang Dikasarkan |
menahan/ memenjarakan seseorang | memasukan | menjebloskan |
memecat seseorang dari pekerjaannya dengan tidak hormat | mengeluarkan | mendepak |
beberapa orang yang bekerja sama dalam melakukan tindakan kriminal | kelompok | gerombolan |
Memiliki pengetahuan mengenai perubahan makna ini sangat penting lho. Kamu jadi bisa memilih diksi yang tepat dalam menyampaikan gagasan, sehingga orang lain akan lebih mudah dalam memahami gagasan tersebut. Bahkan, dalam karangan fiksi, pemilihan kata yang tepat dengan maknanya ini dapat membuat pembaca membayangkan adengan yang ada dengan lebih dramatis dan emosional.
DRAMA DAN TEATER
Sebagai siswa dari sekolah yang setiap tahun menyelenggarakan pementasan drama musikal dengan hebatnya, tentunya setiap kita pernah menyaksikan sebuah pertunjukan drama atau teater. Sebagai salah satu karya sastra, seni bermain peran ini sangat populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Banyak orang yang mendedikasikan dirinya untuk mengeluti dunia drama dan teater dengan serius, bukan sekedar hobi atau sampingan saja. Dalam kesempatan ini kita juga akan membaca mengenai beberapa hal yang akan ditemui ketika kita mempelajari drama.
Unsur Intrinsik
Dalam drama dan teater terdapat dua unsur utama pembangunnya, yaitu unsur intrinsik (membangun dan memberikan pengaruh dari dalam) dan juga unsur ekstrinsik (membangun dan memberikan pengaruh dari luar). Secara khusus kita akan melihat, apa saja unsur intrinsik dari seni bermain peran ini.
Tokoh/Penokohan
Berdasarkan fungsi perannya dalam sebuah pertunjukkan drama atau teater, tokoh dapat dibedakan sebagai berikut:
- Tokoh sentral; yaitu tokoh yang memiliki peran penting dan bahkan menentukan jalan cerita, masalah atau konflik yang terjadi dalam cerita akan berkaitan dengan tokoh-tokoh sentral ini.
- Tokoh bawahan (peran pembantu); adalah tokoh yang memiliki peran membantu para tokoh sentral dalam cerita, tokoh ini juga dapat berfungsi sebagai media yang menghubungkan jalan cerita atau perantara antar tokoh sentra. Peran pembantu bukanlah tokoh yang menjadi penentu jalan cerita, namun kehadirannya tetap diperhitungkan.
- Tokoh figuran; adalah tokoh yang fungsinya sebagai tambahan atau pelengkap sebuah cerita. Kehadirannya tidak memberikan dampak yang berarti dalam sebuah jalan cerita. Namun, kehadiran tokoh figuran tidak bisa dianggap sepele. Figuran justru diperlukan untuk meyakinkan penonton mengenai adegan yang sedang dilakukan serta memberikan dampak dramatis yang kuat.
Saya sengaja mengambil contoh dari film sebagai salah satu bentuk seni bermain peran yang modern dan lebih dekat dengan kehidupan para siswa:
- Dalam Ada Apa Dengan Cinta, tokoh sentralnya adalah Rangga dan Cinta. Konflik yang terjadi di antara keduanyalah yang memberikan pengaruh paling besar terhadap jalan cerita.
Tokoh bawahan atau peran pembantu dalam film ini adalah para sahabat Cinta, adik Rangga dan juga kekasih Cinta. Mereka memiliki dampak kepada tokoh sentral dan menjadi perantara yang membuat jalan cerita dapat menuju bagian akhir dengan lengkap.
Sementara itu, terdapat sangat banyak tokoh figuran yang terlibat dalam film ini, contohnya pelayan di café-café yang dikunjungi Rangga dan Cinta, orang-orang yang duduk minum kopi di café tersebut, serta para pengunjung pameran ketika Rangga dan Cinta pertama kali bertemu di Jogja. Tokoh figuran ini melakukan adegan lain yang tidak berdampak pada tokoh sentral atau pun tokoh bawahan namun, kehadirannya penting untuk meyakinkan penonton. Misalnya sewaktu Rangga dan Cinta sedang mengunjungi pameran seni, tentunya para penonton akan merasa ada yang aneh dan ganjil jika dalam pameran tersebut hanya ada Rangga dan Cinta saja. Itulah sebabnya diperlukan tokoh lain yang muncul walau dalam adegan itu kegiatan mereka hanya jalan, bediri, duduk, dan lain sebagainya yang tidak memberikan pengaruh bagi jalan cerita.
- Sementara itu dalam film Avengers, tokoh sentralnya lebih banyak, yaitu Tony Stark (Iron Man), Steve Rogers (Capt. America), Bruce Banner (Hulk), Thor, serta Loki. Tentunya konflik di antara para tokoh ini sangat menentukan jalan cerita film tersebut.
Di sisi lain, Hawkeye dan Black Widow ditempatkan sebagai tokoh bawahan yang walaupun berhubungan langsung dengan para tokoh sentralnya, namun tidak menjadi penentu akhir cerita.
Dalam film ini banyak banget pemeran figurannya. Mulai dari para prajurit alien yang datang dari luar angkasa, sampai dengan para masyarakat kota New York yang perannya lari-lari teriak-teriak kabur kesana-kemari ketika pasukannya Loki menghancurkan kota.
Alur
Alur berisi urutan peristiwa yang berkaitan satu sama lain serta memiliki hubungan sebab akibat. Drama (atau film) yang baik akan menampilkan alur yang hubungannya baik pula.
Pernah nggak kalian nonton film yang kemudian setelah filmnya selesai, kalian malah jadi bingung dan kemudian malah bertanya “Lho, kok tiba-tiba bisa gitu? Terus nasib tokohnya tadi gimana? Kok endingnya nggak jelas gini?” Kalau pernah, memang sih ada kemungkinan hal itu disebabkan karena penontonnya yang nggakmenyimak atau mungkin memang nggak nyampe pemahaman filmnya. Tetapi di sisi lain, bisa jadi karena alur dari film itu yang emang nggak jelas dan nggak mutu banget.
Maksudnya di sini adalah, alur dari sebuah drama atau film yang baik akan memberikan hubungan sebab akibat yang baik pula. Jadi, ketika ada pertanyaan “Kok bisa gitu?”, maka akan ada bagian dari alur yang bisa menjawabnya. Kemudian alur yang baik akan membuat sebuah pertunjukan terasa lengkap, tidak ada bagian yang terasa tidak perlu, atau bahkan tidak jelas, karena bagian itu akan dilengkapi atau dijelaskan pada bagian alur yang lain.
Secara tradisional (sekarang masih sering dipake) tahapan alur dalam drama adalah sebagai berikut:
- pemaparan; situasi atau keadaan awal, mengemukakan keadaan para tokoh, membangun arah dan tujuan jalan cerita
- konflik; para tokohnya mulai terlibat dalam suatu masalah, ada kejadian tertentu yang jadi pemicu
- komplikasi; terjadi konflik yang semakin rumit antar tokohnya, semakin jelas keberpihakan para tokoh
- klimaks; puncak yang paling menegangkan dari cerita, merupakan hasil dari pertentangan yang paling tinggi antara tokoh-tokoh
- resolusi; ketegangan mulai reda perlahan-lahan, rahasia yang disembunyikan pengarang mulai dikemukakan sehingga konflik akhirnya dapat selesai
- keputusan/kesimpulan (tidak selalu digunakan dalam drama); bagian penutup yang menyimpulkan seluruh kisah yang terjadi dan memberikan penguatan serta mungkin pesan kepada penonton
Latar
Latar adalah situasi dan kondisi yang dimunculkan dalam sebuah adegan. Secara umum, latar dibagi menjadi dua yaitu:
- Latar tempat; yaitu lokasi tempat berlangsungnya sebuah adegan. Latar tempat bisa saja sesuatu yang khusus, seperti di dalam kamar, restoran, terminal, atau juga sekolah, namun juga terdapat latar yang sifatnya lebih luas, dan berkaitan dengan budaya tertentu, seperti di perkotaan, di pedesaan, di sebuah negara dengan budaya timur, atau budaya barat dan lain sebagainya.
- Latar waktu; saat berlangsungnya sebuah adegan. Sama dengan latar tempat, latar waktu ada yang bersifat khusus seperti, pagi, siang, sore atau malam hari, serta ketika ujian di kelas, ketika hendak makan malam, dan lain sebagainya. Namun, ada pula latar waktu yang sifatnya lebih luas, misalnya ketika masa penjajahan, masa pemerintahan kerajaan-kerajaan, dan lain sebagainya.
Tema
Tema adalah pokok permasalahan yang menjadi pembahasan dalam cerita. Pada masa kini, banyak orang yang mengaitkan tema dengan genre. Misalnya, tema yang akan diangkat adalah cinta masa remaja, maka genre yang dipakai adalah drama komedi romantis. Lalu, jika tema yang akan diangkat adalah seorang polisi yang berjuang seorang diri di markas musuh, maka genre yang dipakai biasanya adalah aksi.
Amanat
Amanat adalah pesan dalam sebuah drama (atau film) yang ingin disampaikan kepada penonton. Sebuah drama yang baik hendaknya bukan hanya memiliki tujuan untuk menghibur dan menyenangkan penonton saja, namun lebih dari itu, memberikan pesan yang bermakna dan juga kesan yang kuat. Jika hal itu dapat dilakukan, maka penonton akan tergugah untuk melakukan sesuatu, atau memiliki pemahaman terhadap nilai yang baru setelah menyaksikan drama tersebut.
Struktur Penulisan Naskah Drama
Sebelum sebuah drama dapat dimainkan di atas panggung, seseorang perlu menuliskan ide dan gagasannya dalam sebuah naskah. Hal ini sangat penting agar akhirnya seluruh pemain dan orang-orang yang terlibat di dalamnya dapat memahami maksud dan tujuan pengarang dan kemudian mempersiapkan diri dengan tepat sehingga akhrinya drama yang diinginkan dapat terwujud.
Dalam kutipan drama berikut terdapat strukur penulisan naskah drama yang ditunjukkan menggunakan ragam warna berbeda yaitu keterangan, nama tokoh, dialog dan petunjuk laku:
Setelah dari kantor polisi, Ari kemudian pulang ke rumah dan menemui Ibu dan Budi yang cemas menunggunya.
Ari : (dari luar)
Bud, Ibu? Saya pulang!
Ibu/Budi : Itu Ari!
(bergegas ke pintu)
Ari : (memeluk ibu)
Tidak apa-apa, Bu. Orang itu salah sangka. Budi disangka yang tidak-tidak.
Apa karena pakaian kotor begini lalu disangka mencopet?
Ibu : (gembira)
Kau tidak apa-apa, Nak?
Ari : Hanya kena pukul sedikit di pipi, Bu. Tetapi tak apa. Kemudian waktu
diperiksa polisi, ternyata dompetnya tidak hilang. Ia lupa membawanya dari
rumah.
Budi : (marah)
Kurang ajar! Enak saja menyangka orang!
Ari : Maka itu, aku hantam dia tadi, Bud!
Ibu : Sudahlah, Ari, Budi. Lain kali kamu jangan begitu!
- Keterangan; diperlukan untuk menjelaskan keadaan yang terjadi, tidak perlu dibacakan namun penting untuk diperhatikan para pemain.
- Nama tokoh; dituliskan dalam naskah agar para pemain dapat mengetahui dialog-dialog yang sesuai dengan perannya masing-masing.
- Dialog; merupakan bagian terpenting dalam naskah yang harus dikuasai oleh pemeran, terkadang dialog yang disampaikan ketika berpentas tidak harus persis sama dengan yang terdapat pada naskah, namun haruslah tetap tidak menyimpang dan mengubah watak.
- Petujuk laku; bertujuan untuk mempermudah pemeran dalam mengetahui aktivitas dan adegan yang sedang berlangsung selama berdialog, juga berfungsi untuk mengarahkan akting para pemeran.
Judul
Selain empat hal di atas, dalam sebuah naskah drama tentunya harus memiliki judul. Judul yang baik hendaknya mewakili ide utama dari naskah drama tersebut. Sebaliknya, naskah drama yang baik hendaknya dapat disimpulkan melalui kata-kata yang disampaikan melalui judulnya.
No comments:
Post a Comment